Minggu, 02 Juni 2013

PENYUSUTAN ASET TETAP


545
A. Pendahuluan
Aset tetap yang dipakai untuk operasi bisnis perusahaan mengalami
penurunan nilai manfaatnya, untuk memperjelas nilai aset dalam tiap
periode, akuntansi memberikan cara untuk menghitung nilai penurunan aset
tetap.
BAB 08
PENYUSUTAN ASET TETAP
B. Faktor-Faktor Perhitungan Penyusutan
Perhitungan penyusutan aset tetap perlu memperhatikan faktor-faktor
sebagaimana dalam ilustrasi 8.1. Faktor-faktor tersebut meliputi:
1. Umur Manfaat
Penyusutan atau depresiasi
merupakan cara untuk
mengalokasikan seberapa
penurunan nilai dari aset
tersebut untuk masingmasing
periode yang dilalui
Penyusutan atau depresiasi merupakan cara
untuk mengalokasikan seberapa penurunan nilai
dari aset tersebut untuk masing-masing periode
yang dilalui, penyusutan bukan merupakan penilaian
tapi merupakan alat untuk alokasi biaya
perolehan nilai aset. Penyusutan bisa didefinisikan
sebagai proses akuntansi untuk mengalokasikan
Faktor-faktor yang harus
dipertimbangkan untuk
penyusutan aset tetap
adalah umur manfaat dan
nilai sisa
Kemampuan kapasitas produksi dari aset yang
digunakan dalam operasi bisa disebut sebagai
umur manfaat aset, dan juga perkiraan produksi
bisa disebut umur manfaat. Terdapat perbedaan
mendasar antara umur manfaat suatu aset dengan
umur fisiknya, seperangkat mesin mungkin secara
biaya perolehan (cost) aset sebagai beban dengan cara yang sistematik
dan rasional dalam periode-periode yang mengambil manfaat dari penggunaan
aset tersebut.
546
2. Nilai Sisa (Nilai Residu)
Taksiran jumlah yang akan diterima pada saat aset itu dijual atau
ditarik dari penggunaannya bisa disebut sebagai nilai pelepasan (disposal)
atau nilai sisa atau nilai residu aset. Aset harus dikurangkan
nilainya atau disusutkan sampai sejumlah itu selama umur kegunaannya.
Untuk menggambarkan jika aset mempunyai biaya Rp 100.000.000,00
dan nilai residu Rp 10.000.000,00 maka dasar penyusutannya adalah
Rp 90.000.000. Nilai sisa kadang diperhitungkan nol karena nilainya
kecil, aset yang berumur panjang mempunyai nilai sisa yang besar.
fisik mampu memproduksi suatu produk tertentu selama bertahun-tahun
diluar umur manfaatnya, tetapi mesin itu tidak digunakan untuk seluruh
tahun itu karena biaya memproduksi produk dalam tahun-tahun terakhir
mungkin terlalu tinggi.
Ilustrasi 8.1: Faktor-faktor yang Dipertimbangkan dalam
Perhitungan Penyusutan
Biaya: Semua
pengeluaran yang
dikeluarkan untuk
memperoleh aset
hingga siap pakai
Umur Manfaat: Estimasi
umur aset berdasarkan
masa pakai hingga aset
menjadi usang
Nilai Sisa (Nilai Residu):
Estimasi nilai aset pada
akhir umur ekonomis
547
C. Metode-Metode Penyusutan
Menentukan beban penyusutan harus disesuaikan dengan dengan jenis
aset, juga dipilih metode penyusutan yang tepat, karena akuntansi
mensaratkan metode penyusutan yang digunakan harus sistematik dan
rasional.
Ada beberapa metode yang secara teknis dapat dijadikan rujukan dalam
penyusutan antara lain:
1. Metode Aktivitas (Unit Produksi)
Metode ini mengasumsikan bahwa penyusutan merupakan fungsi
dari produktifitas aset, bukan dari berlalunya waktu yang dilewati oleh
aset. Umur manfaat diperhitungkan dari satuan keluaran (output) produksi
atau masukan (input) seperti jumlah jam dalam berproduksi. Ilustrasi 8.2
menunjukkan formula yang digunakan dalam metode ini.
Ilustrasi 8.2: Formula Metode Aktivitas (Unit Produksi)
1. Metode aktivitas (unit produksi)
2. Metode garis lurus
3. Metode jumlah angka tahun
4. Metode saldo menurun.
Terdapat empat metode
penyusutan, yaitu: aktivitas,
garis lurus, jumlah angka
tahun, dan saldo menurun
Beban
Penyusutan
Per Unit
Jumlah Unit
Aktivitas
Biaya yang
Disusutkan
Beban
Penyusutan
Per Unit
Aktivitas
Unit dalam
Satu Tahun
Beban
Penyusutan
per Tahun
􀁪
Rp. 120.000.000,- ÷ 100.000 km = Rp. 1.200,-
Rp. 1.200,- × 15.000 km = Rp. 18.000.000,-
÷ =
× =
548
Contoh: pada tanggal 31 Desember 2007 yang merupakan periode
penyusunan laporan keuangan PT Airlangga Mandiri mempunyai sebuah
mesin yang dibeli pada tanggal 1 Januari 2007dengan harga perolehan
Rp. 500.000.000,-. Mesin ini ditaksir mempunyai kemampuan produksi
sebesar 30.000 jam. Dalam tahun 2007 telah digunakan selama 4.000
jam. Dan nilai sisa mesin Rp. 50.000.000,-. Penyusutan dengan
menggunakan metode aktivitas. Perhitungan atas transaksi di atas
sebagai berikut:
(Harga perolehan – nilai sisa)
Penyusutan = ____________________________________ × jumlah jam tahun ini
Taksiran total jam
(Rp 500.000.000 – Rp50.000.000)
= __________________________________________ × 4.000 jam
30.000 jam
= Rp 60.000.000,00 untuk tahun ini
Periode
Harga pokok Nilai sisa
Jam
Nilai penyusutan
(dalam Rp.) (dalam Rp.) (dalam Rp.)
2007 500.000.000,- 50.000.000,- 4.000 60.000.000,-
2008 500.000.000,- 50.000.000,- 5.000 75.000.000,-
2009 500.000.000,- 50.000.000,- 6.000 90.000.000,-
2010 500.000.000,- 50.000.000,- 5.000 75.000.000,-
2011 500.000.000,- 50.000.000,- 5.000 75.000.000,-
2012 500.000.000,- 50.000.000,- 5.000 75.000.000,-
T o t a l : 30.000 450.000.000,-
549
Jurnal untuk mencatat beban penyusutan sebagai berikut:
(dalam rupiah)
Jurnal Umum
Hal:
Tanggal Uraian Ref Debit Kredit
2007
Desember 31 Beban Peny. Mesin 60.000.000
Akumulasi Peny. Mesin 60.000.000
2008
Desember 31 Beban Peny. Mesin 75.000.000
Akumulasi Peny. Mesin 75.000.000
2009
Desember 31 Beban Peny. Mesin 90.000.000
Akumulasi Peny. Mesin 90.000.000
2. Metode Garis Lurus
Metode garis lurus (straight line method) menggunakan waktu
sebagai pertimbangan dalam penyusutan, bukan fungsi dari manfaat
produksi. Metode ini secara konsep dipandang tepat karena banyak
perusahaan menggunakannya karena metode ini sederhana. Ilustrasi
8.3 menunjukkan cara perhitungan penyusutan dengan metode garis
lurus.
550
Ilustrasi 8.3: Perhitungan Penyusutan dengan Metode Grais Lurus
Contoh: pada tanggal 31 Desember 2007 Travel Kartika memiliki 4
buah kendaraan yang dibeli pada tanggal 1 Januari 2007 dengan total
harga perolehan Rp. 500.000.000,-. Umur ekonomis 5 tahun. Nilai sisa
Rp. 50.000.000,-. Penyusutan dengan menggunakan metode garis lurus.
Cara perhitungan beban penyusutan dengan metode garis lurus sebagai
berikut:
Harga perolehan – nilai sisa
Penyusutan = _____________________________________
Taksiran umur ekonomis aset
Rp. 500.000.000,- – Rp. 50.000.000,-
= _______________________________________________
5 tahun
= Rp. 90.000.000,-
Biaya yang
Disusutkan
Nilai Sisa
(Nilai
Residu)
Harga
Perolehan
Biaya yang
Disusutkan
Umur Manfaat
(dalam Tahun)
Beban
Penyusutan
per Tahun
􀁪
Rp. 130.000.000,- – 10.000.000,- = Rp. 120.000.000,-
Rp. 120.000.000,- ÷ 5 = Rp. 24.000.000,-
– =
÷ =
551
(dalam rupiah)
Jurnal Umum
Hal:
Tanggal Uraian Ref Debit Kredit
2007
Desember 31 Beban Peny. Mesin 90.000.000
Akumulasi Peny. Mesin 90.000.000
2008
Desember 31 Beban Peny. Mesin 90.000.000
Akumulasi Peny. Mesin 90.000.000
Periode Penyusutan (Rp.) Nilai buku (Rp.)
1/1/2007 500.000.000,-
31/12/2007 90.000.000,- 410.000.000,-
31/12/2008 90.000.000,- 320.000.000,-
31/12/2009 90.000.000,- 230.000.000,-
31/12/2010 90.000.000,- 140.000.000,-
31/12/2011 90.000.000,- 50.000.000,-
3. Metode Jumlah Angka Tahun
Metode jumlah angka tahun menghasilkan beban penyusutan yang
menurun berdasarkan pecahan yang menurun dari dasar penyusutan
(biaya semula dikurangi nilai sisa). Setiap pecahan menggunakan jumlah
tahun sebagai penyebut (5+4+3+2+1=15) atau pecahan tersebut bisa
dihitung dengan rumus n(n+1)/2. Jika umur ekonomis 5 tahun maka
pecahan tersebut adalah 5(5+1)/2= 15 dan jumlah taksiran umur
kegunaan yang tersisa pada awal tahun sebgai pembilang. Metode ini
pembilang menurun tahun demi tahun meskipun penyebutnya tetap
552
konstan (5/15, 4/15, 3/15, 2/15, 1/15). Pada akhir kegunaan umur aset
tersebut saldo tersisa harus sama dengan nilai sisa.
Contoh: pada tanggal 1 Januari 2007 Foto Copy Artha membeli 3
unit mesin foto copy dengan total harga perolehan Rp. 35.000.000,-. Mesin
ini mempunyai umur ekonomis 3 tahun dengan nilai sisa sebesar Rp.
5.000.000,. penyusutan dengan menggunakan metode jumlah angka
tahun
Perhitungan beban penyusutan dengan menggunakan metode
angka tahun sebagai berikut:
(Biaya – nilai sisa) x umur
Penyusutan = _____________________________________
Total jumlah tahun umur aset
(Rp. 35.000.000,- – Rp. 5.000.000,-) x 3 tahun
= ________________________________________________________
6 tahun
= Rp. 15.000.000,-
Dasar
Sisa
Beban Nilai buku
Periode penyusutan
umur
Pecahan penyusutan akhir tahun
(Rp) (Rp) (Rp)
1/1/07 35.000.000
31/12/07 30.000.000 3 3/6 15.000.000 20.000.000
31/12/08 30.000.000 2 2/6 10.000.000 10.000.000
31/12/08 30.000.000 1 1/6 5.000.000 5.000.000
T o t a l : 6 6/6 30.000.000 -
553
(dalam rupiah)
Jurnal Umum
Hal:
Tanggal Uraian Ref Debit Kredit
2007
Desember 31 Beban Peny. Mesin FC 15.000.000
Akumulasi Peny. Mesin FC 15.000.000
2008
Desember 31 Beban Peny. Mesin FC 10.000.000
Akumulasi Peny. Mesin FC 10.000.000
2009
Desember 31 Beban Peny. Mesin FC 5.000.000
Akumulasi Peny. Mesin FC 5.000.000
4. Metode Saldo Menurun
Metode ini biasa disebut Declining balance method, yang
menggunakan tarif penyusutan dinyatakan dengan (%) prosentase, yang
berupa kelipatan dari garis lurus (misal 1/10 disebut 10%). Tarif saldo
menurun tetap konstan, dan diterapkan pada nilai buku yang menurun
setiap tahun, dan nilai sisa tidak dikurangkan dalam menghitung dasar
penyusutan. Tarif saldo menurun dikalikan dengan nilai buku aset itu
pada awal setiap periode, karena nilai buku dari aset itu dikurangi setiap
periode dengan beban penyusutan, tarif saldo menurun konstan
diterapkan pada nilai buku yang terus menurun yang menghasilkan
beban penyusutan yang makin rendah setiap tahunnya. Proses ini
berlangsung terus sampai nilai buku aset itu berkurang sampai taksiran
nilai sisanya pada saat penyusutan aset itu dihentikan.
554
Cara perhitungan beban penyusutan dengan metode saldo menurun
sebagaimana nampak dalam ilustrasi 8.4:
Ilustrasi 8.4: Cara Perhitungan Beban Penyusutan dengan Metode
Saldo Menurun
Contoh: Mengacu pada contoh yang sebelumnya, maka beban
penyusutan dengan menggunakan metode saldo menurun sebagai
berikut:
Harga perolehan – nilai sisa
Penyusutan = _____________________________________
Taksiran umur aset
Rp. 35.000.000,- – Rp. 5.000.000,-
= ____________________________________________
3 tahun
= Rp. 10.000.000,-
= Rp 10.000.000 / Rp 30.000.000 = 33%
= 33% × 2 = 66%
Beban
Penyusutan
Per Tahun
Tarif
Penyusutan
Saldo
Menurun
Nilai Buku
Awal Tahun
Rp. 130.000.000,- × 40% = Rp. 52.000.000,-
× =
Nilai buku Beban Akumulasi Nilai buku
Periode awal tahun
Tarif
penyusutan penyusutan akhir tahun
(Rp) (%) (Rp) (Rp) (Rp)
1/1/07 35.000.000 35.000.000
31/12/07 30.000.000 66 19.800.000 19.800.000 15.200.000
31/12/08 15.200.000 66 10.032.000 29.832.000 5.168.000
31/12/09 5.168.000 66 3.410.880 32.972.880 2.027.120
555
Jurnal untuk mencatat transaksi di atas sebagaimana dalam halaman
berikut.
D. Penyajian Penyusutan Aset Tetap di Laporan Keuangan
Beban-beban penyusutan yang diakui setiap tahun akan
terakumulasi. Beban penyusutan setiap tahun disajikan di laporan laba
rugi dikelompokkan sebagai beban operasional. Sedangkan akumulasi
penyusutan disajikan di neraca sebagai contra account (perkiraan
lawan) aset yang bersangkutan.
(dalam rupiah)
Jurnal Umum
Hal:
Tanggal Uraian Ref Debit Kredit
2007
Desember 31 Beban Peny. Mesin FC 19.800.000
Akumulasi Peny. Mesin FC 19.800.000
2008
Desember 31 Beban Peny. Mesin FC 10.032.000
Akumulasi Peny. Mesin FC 10.032.000
2009
Desember 31 Beban Peny. Mesin FC 3.410.880
Akumulasi Peny. Mesin FC 3.410.880
556
PT Trisna Purnama
Neraca
per 31 Desember 2007
Aset Kewajiban
Aset Lancar: Kewajiban Lancar:
Kas x x Utang Gaji x x
Piutang x x Utang Listrik, Air, Telp. x x
Persediaan x x Utang Pajak x x
Investasi Jk Pendek x x Utang Deviden x x
Aset Tetap: Kewajiban Jangka Panjang
Tanah x x Utang Obligasi x x
Gedung x x Agio (Disagio) ±x x x x
Akumulasi Peny. Gedung ( x x ) x x
Ekuitas:
Kendaraan x x Modal Saham x x
Akumulasi Peny. Kendaraan ( x x ) xx Agio (Disagio) ±x x x x
Aset Lain-lain x x Laba Ditahan x x
Total Aset x x Total Kewajiban dan Ekuitas x x
557
Usaha Dagang Kartika Jaya
Laporan Laba Rugi
Periode yang Berakhir 31 Desember 2007
Pendapatan dari penjualan:
Penjualan x x
Dikurangi: Retur dan Ptongan Penjualan x x
Diskon Penjualan x x ( x x )
Penjualan Bersih x x
Harga Pokok Penjualan:
Persediaan Awal x x
Pembelian x x
Barang Tersedia untuk Dijual x x
Persediaan Akhir ( x x )
Harga Pokok Penjualan ( x x )
Laba Kotor x x
Beban Operasi:
Beban Penjualan:
Beban Gaji Penjualan x x
Beban Iklan x x
Beban Penyusutan-Peralatan Toko x x
Beban Penjualan Rupa-rupa x x
Total Beban Penjualan x x
Beban Administrasi:
Beban Gaji Kantor x x
Beban Sewa x x
Beban Penyusutan-Peralatan Kantor x x
Beban Asuransi x x
Beban Perlengkapan Kantor x x
Beban Administrasi Rupa-rupa x x
Total Beban Administrasi x x
Total Beban Operasi ( x x )
Laba dari Operasi sebelum Pajak x x
Pajak ( x x )
Laba Bersih Setelah Pajak x x
558
Soal-Soal Latihan Bab 8
I. PERTANYAAN
1. Apa yang dimaksud dengan penyusutan atau depresiasi?
2. Faktor-faktor apa saja yang harus dipertimbangkan untuk menghitung
penyusutan?
3. Jenis aset apa yang bisa disusutkan?
4. Jelaskan metode penyusutan yang bisa digunakan?
5. Metode penyusutan apa yang akan anda gunakan bila anda mempunyai
aset berikut (Jelaskan dengan disertai alasannya)!.
a. Kendaraan.
b. Perlengkapan.
c. Gedung.
d. Mesin.
II. LATIHAN SOAL PILIHAN
Pilihlah satu dari jawaban yang tersedia yang anda anggap paling benar.
Latihan 8-1
Aset yang bisa disusutkan adalah:
A. Kas, piutang, persediaan.
B. Kas, piutang, kendaraan.
C. Tanah, bangunan, kendaraan.
D. Bangunan, kendaraan, mesin.
Latihan 8-2
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan untuk menghitung penyusutan:
A. Harga perolehan.
559
B. Umur ekonomis.
C. Nilai sisa.
D. Semua jawaban benar.
Latihan 8-3
Akun akumulasi penyusutan disajikan di laporan keuangan sebagai berikut:
A. Di neraca sebelah debit sebagai contra account (perkiraan lawan) aset yang
bersangkutan.
B. Di neraca sebelah debit bukan sebagai contra account (perkiraan lawan)
aset yang bersangkutan.
C. Di neraca sebelah kredit sebagai contra account (perkiraan lawan) aset yang
bersangkutan.
D. Di laba rugi dikelompokkan sebagai beban operasional.
Latihan 8-4
Bila anda mempunyai aset tetap yang mempunyai produktivitas yang
menurun, maka pengalokasian harga perolehan ke periode yang menikmati
manfaat aset (penyusutan) sebaiknya menggunakan:
A. Metode garis lurus, aktivitas.
B. Metode jumlah angka tahun, saldo menurun.
C. Metode garis lurus, jumlah angka tahun.
D. Metode saldo menurun, garis lurus.
III. SOAL
Soal 8-1
Pada tanggal 31 Desember 2007 PT Adidaya mempunyai aset tetap sebagai
berikut:
560
No. Jenis Aset Harga Perolehan Nilai Sisa Umur Ekonomis
1. Tanah Rp. 150.000.000
2. Bangunan Rp. 400.000.000 Rp. 100.000.000 50 tahun
3. Kendaraan Rp. 200.000.000 Rp. 20.000.000 10 tahun
4. Mesin Rp. 150.000.000 Rp. 20.000.000 10 tahun
Informasi tambahan:
– Tanah dan bangunan diperoleh pada tanggal 1 Mei 2007.
– Kendaraan diperoleh pada tanggal 1 Juni 2007.
– Mesin diperoleh pada tanggal 1 Juli 2007.
Pertanyaan:
a. Buatlah tabel penyusutan untuk masing-masing aset tersebut di atas
dengan metode sebagai berikut :
– Untuk bangunan menggunakan metode garis lurus.
– Untuk kendaraan menggunakan jumlah angka tahun.
– Untuk mesin menggunakan metode saldo menurun.
b. Bagaimana jurnal yang harus dibuat oleh PT Adidaya untuk mencatat
penyusutan apabila laporan keuangan disusun pada tanggal 31
Desember 2007?
c. Sajikan di laporan keuangan 31 Desember 2007 untuk keempat aset
tersebut di atas.
d. Bagaimana jurnal yang harus dibuat oleh PT Adidaya untuk mencatat
penyusutan apabila laporan keuangan disusun pada tanggal 31
Desember 2008?
e. Sajikan di laporan keuangan 31 Desember 2008 untuk keempat aset
tersebut di atas.

1 komentar: