Minggu, 02 Juni 2013

ASET TETAP


527
dilakukan agar bisa digunakan secara optimal selama umur ekonominya.
Aset tetap mempunyai karakteristik:
1. Aset itu diperoleh untuk digunakan dalam operasi (tidak dijualbelikan).
2. Aset itu berumur lebih dari satu periode akuntansi dan disusutkan.
3. Aset itu mempunyai substansi fisik dan memiliki manfaat ekonomi di masa
depan.
A. Penilaian Aset Tetap
Aset tetap dinilai berdasarkan harga perolehan (at cost). Harga perolehan
(at cost) adalah semua pengeluaran yang dilakukan untuk memperoleh aset
tetap tersebut sampai dengan aset tersebut siap untuk digunakan. Harga
perolehan ini juga disebut dengan biaya historis (historical cost).
Pertimbangan dalam menetapkan nilai aset yang diperoleh berdasarkan
biaya historis, adalah: (1) pada tanggal akuisisi biaya mencerminkan nilai pasar
BAB 7
ASET TETAP
Pendahuluan
Aset tetap mempunyai
karakteristik: digunakan
untuk operasi, berumur
lebih dari satu tahun,
mempunyai substansi fisik
Perusahaan bisnis ingin mengelola aset yang
dimilikinya dengan baik, karena semua jenis aset
perusahaan sangat menunjang operasi bisnis.
Disamping itu pengelolaan aset tetap sangat penting
528
yang wajar; (2) biaya historis melibatkan transaksi yang sebenarnya; (3)
keuntungan dan kerugian tidak boleh diantisipasi tetapi harus diakui ketika harta
itu dijual.
Harga pokok (harga perolehan) merupakan dasar yang digunakan pada
tanggal akuisisi karena kas atau harga ekuivalen kas adalah yang paling baik
untuk mengukur nilai harta tersebut pada saat itu. Harga pembelian, biaya
angkutan, dan biaya instalasi dipandang sebagai bagian dari harga pokok aset
tetap.
B. Akun-Akun yang Tergolong Aset Tetap
Banyak jenis akun dalam perusahaan yang tergolong dalam aset tetap.
Namun, klasifikasi aset tetap yang dibuat oleh perusahaan biasanya terdiri dari:
1. Tanah
2. Gedung
3. Kendaraan
4. Peralatan kantor
5. Mesin-mesin pabrik
Semua jenis aset tetap di atas adalah aset yang digunakan untuk perusahaan
dalam melaksanakan kegiatannya sehari-hari. Kepemilikan aset tetap tersebut
tidak untuk diperjualbelikan, namun untuk memperlancar kegiatan perusahaan.
Sebagai contoh tanah. Tanah yang dimaksud disini adalah tanah di mana
perusahaan itu berada, begitu pula kendaraan dan gedung. Kendaraan dan
gedung yang dimaksud adalah kendaraan dan gedung yang digunakan untuk
operasional perusahaan. Tanah kapling untuk perusahaan real estate bukan
aset tetap, demikian juga kendaraan yang ada di show room mobil juga bukan
aset tetap bagi perusahaan. Aset-aset tersebut diperlakukan sebagai
persediaan, karena dimaksudkan untuk diperjualbelikan.
529
C. Penentuan Harga Pokok Berbagai Jenis Aset Tetap dengan
Cara Membeli
Perhitungan harga pokok berbagai jenis aset tetap dapat diuraikan sebagai
berikut:
1. Harga Pokok Tanah
Perhitungan harga pokok tanah dilakukan untuk semua biaya-biaya yang
dikeluarkan yang mencakup (a) harga pembelian, (b) biaya pengacara dan
biaya pencatatan, (c) biaya yang dikeluarkan sampai tanah siap digunakan
(misal pengurukan). Apabila tanah akan digunakan untuk pembangunan
gedung maka semua biaya yang dikeluarkan pembongkaran gedung lama,
pembersihan, perataan dan pengurukan, sampai penggalian untuk gedung
baru dianggap sebagai harga pokok tanah.
2. Harga Pokok Gedung
Perhitungan harga pokok gedung dilakukan dari semua biaya yang
dikeluarkan mulai dari (1) bahan bangunan, tenaga kerja, overhead
bangunan, selama pembangunan (2) biaya tenaga kerja profesional dan
izin bangunan, sampai akuisisi bangunan, diperhitungkan sebagai harga
pokok gedung.
3. Harga Pokok Kendaraan
Perhitungan harga pokok kendaraan dilakukan dari semua pengeluaran
yang terjadi untuk mengakuisisi kendaraan tersebut. Perhitungan ini meliputi
harga beli, biaya perakitan (assembling), biaya pengurusan surat kendaraan,
biaya makelar jika ada.
4. Harga Pokok Peralatan Kantor
Perhitungan harga pokok peralatan (perabotan, mebel, peralatan) dilakukan
mulai dari harga pembelian, biaya pengangkutan, biaya perakitan, biaya
makelar jika ada, dan biaya lain yang mungkin ada dalam proses pengakuisisian
peralatan kantor tersebut.
530
5. Harga Pokok Mesin-Mesin Pabrik
Perhitungan harga pokok mesin-mesin pabrik dilakukan mulai dari harga
pembelian, biaya angkut, biaya perakitan, biaya uji coba pemakaian peralatan,
biaya ahli yang melatih cara penggunaan mesin dan biaya makelar
jika ada, semua dimasukkan sebagai biaya akuisisi mesin-mesin pabrik.
Berikut ini berbagai cara untuk memperoleh aset tetap dengan cara membeli,
yaitu:
a. Kontrak Pembayaran yang Ditangguhkan
Pembelian aset tetap ada juga yang berdasarkan kredit jangka panjang
seperti (wesel, hipotik). Untuk menggambarkan secara tepat aset yang dibeli
berdasarkan kontrak jangka panjang harus diperhitungkan pada nilai
sekarang dari pertimbangan yang dipertukarkan diantara pihak-pihak yang
mengadakan kontrak pada tanggal transaksi.
Sebagai contoh: pada tanggal 1 Januari 2008 aset yang dibeli dengan
wesel tanpa bunga empat tahun dari sekarang senilai Rp 100.000.000
(seratus juta rupiah), maka aset tersebut tidak boleh dicatat senilai
Rp 100.000.000. Asumsi tingkat bunga yang sesuai 12%/tahun untuk
mendiskontokan nilai Rp100.000.000,00 selama 4 tahun (empat tahun),
maka nilai aset tersebut dapat dihitung sebagai berikut:
Untuk mempermudah perhitungan bisa menggunakan tabel bunga
terlampir (tabel p4. Lihat periode 4 tahun dengan tingkat bunga 12% diperoleh
nilai 0,63552). Dengan demikian nilai aset dapat dihitung sebagai berikut:
Nilai aset = (Rp100.000.000 x 0,63552) = Rp. 63.552.000,00.
531
b. Pembelian dalam Jumlah Sekaligus
Pembelian aset tetap sekaligus (lebih dari satu jenis aset) sering dijumpai
dalam dunia bisnis dan prakteknya banyak perusahaan yang mengalokasikan
total biaya diantara berbagai aset tersebut atas dasar nilai pasar wajar
relatifnya, sebenarnya untuk menentukan nilai pasar wajar dapat digunakan
suatu taksiran dengan melakukan perhitungan seperti dibawah ini:
Sebagai contoh: pada tanggal 1 Januari 2008 PT. Abadi membeli
beberapa aset (tanah, rumah, kendaraan) seharga Rp 800.000.000,00. Asetaset
tersebut mempunyai nilai buku dan harga pasar wajar sebagai berikut:
Nilai buku Harga pasar wajar
Tanah Rp. 300.000.000,- Rp. 250.000.000,-
Truk Rp. 200.000.000,- Rp. 250.000.000,-
Rumah Rp. 350.000.000,- Rp. 500.000.000,-
–––––––––––––– –––––––––––––––
Rp. 850.000.000,- Rp. 1.000.000.000,-
============== ===============
Berdasarkan identifikasi nilai buku dan harga pasar wajar dari ketiga
aset tersebut, maka nilai yang dapat ditetapkan sebagai harga perolehan
aset masing-masing sebagai berikut:
Tanah = Rp.1.000.000.000,-
Rp.250.000.000,-
× Rp. 800.000.000,- = Rp. 200.000.000,-
(dalam rupiah) Jurnal Umum Hal:
Tanggal Uraian Ref. Debit Kredit
2008 Aset tetap 63.552.000
Januari 1 Potongan Wesel Bayar 36.448.000
Wesel Bayar 100.000.000
532
c. Pembelian Diperoleh dengan Menerbitkan Saham
Aset yang diperoleh dengan menerbitkan saham dapat dinilai atas dasar
nilai pari ataupun nilai tetapan saham tersebut. Nilai pasar dari saham yang
diterbitkan merupakan petunjuk yang layak atas harga pokok dari harta yang
diakuisisi karena saham itu merupakan ukuran yang baik atas harga
ekuivalen kas masa berjalan.
Sebagai contoh: pada tanggal 1 Mei 2008 PT. Abadi membeli tanah
dengan mengeluarkan saham sebanyak 5.000 lembar, nilai pari @ Rp. 10.000,-
yang mempunyai harga pasar wajar saham @ Rp 8.000,-. maka perhitungan
dapat dilakukan sebagai berikut:
Nilai nominal saham (5.000 × Rp. 10.000,-) = Rp. 50.000.000,-
Harga pasar wajar (5.000 × Rp. 8.000,-) = (Rp.40.000.000,-)
–––––––––––––––
Selisih lebih nilai nominal di atas harga
Pasar wajar (Disagio) Rp.10.000.000,00
==============
Truk = Rp.1.000.000.000,-
Rp.250.000.000,-
× Rp. 800.000.000,- = Rp. 200.000.000,-
Rumah = Rp.1.000.000.000,-
Rp.500.000.000,-
× Rp. 800.000.000,- = Rp. 400.000.000,-
Jurnal untuk mencatat transaksi tersebut adalah:
(dalam rupiah) Jurnal Umum Hal:
Tanggal Uraian Ref. Debit Kredit
2008
Januari 1 Tanah 200.000.000
Truk 200.000.000
Rumah 400.000.000
Kas/Hutang 800.000.000
533
Jurnal untuk mencatat transaksi di atas sebagai berikut:
(dalam rupiah) Jurnal Umum Hal:
Tanggal Uraian Ref. Debit Kredit
2008
Mei 1 Tanah 40.000.000
Disagio Saham 10.000.000
Saham Biasa 50.000.000
d. Pertukaran Aset Tetap yang Serupa
Pertukaran aset tetap harus didasarkan pada nilai wajar dari aset yang
diserahkan atau nilai wajar dari aset yang diterima dengan keuntungan dan
kerugian yang diakui. Pendapat lain mengemukakan bahwa dalam
pertukaran tersebut didasarkan pada nilai tercatat (nilai buku) dari aset yang
diserahkan tanpa ada keuntungan atau kerugian yang diakui. Pendapat lain
mengemukakan nilai aset didasarkan dari nilai wajar aset yang diserahkan
atau nilai wajar aset yang diterima mana yang lebih jelas.
Ada tiga situasi berkaitan dengan pertukaran aset yang sejenis. Situasi
tersebut adalah sebagai berikut:
1) Akuntansi Pertukaran untuk Aset yang Sejenis dengan Tombokan
Pertukaran ini dicatat pada nilai wajar dari aset yang diserahkan,
keuntungan atau kerugian diakui. Nilai wajar dari harta yang diterima
harus digunakan hanya jika lebih jelas daripada nilai wajar harta yang
diserahkan.
Sebagai contoh: pada tanggal 1 Mei 2008 PT Trisna Purnama
menukarkan beberapa truk nilai buku Rp. 420.000.000,-. Pada tanggal
ini truk tersebut mempunyai harga pokok Rp. 640.000.000,- dan
akumulasi penyusutan Rp. 220.000.000,-. Harga pasar wajar truk-truk
tersebut sebesar Rp. 490.000.000,-. Untuk pertukaran ini PT Trisna
534
Purnama mengeluarkan uang kas sebagai tombokan sebesar
Rp. 170.000.000,- Harga pasar wajar truk baru Rp. 660.000.000,-.
Perhitungan yang dapat dilakukan:
Perhitungan harga tanah
Nilai wajar truk-truk yang ditukar Rp. 490.000.000,-
Kas yang dibayarkan Rp. 170.000.000,-
––––––––––––––
Harga pasar wajar truk Rp. 660.000.000,-
==============
Perhitungan keuntungan
Harga pasar wajar dari truk Rp. 490.000.000,-
Nilai buku dari truk (Rp. 420.000.000,-)
–––––––––––––––
Keuntungan dari pelepasan truk Rp. 70.000.000,-
===============
Jurnal untuk mencatat transaksi di atas sebagai berikut:
(dalam rupiah) Jurnal Umum Hal:
Tanggal Uraian Ref. Debit Kredit
2008
Mei 1 Truk Baru 660.000.000
Ak. Peny. Truk 220.000.000
Truk 640.000.000
Keuntungan Pelep Truk 70.000.000
Kas 170.000.000
2) Akuntansi Pertukaran untuk Aset yang Serupa Situasi Kerugian
Pertukaran aset yang serupa dan menimbulkan kerugian maka
kerugian itu harus segera diakui.
Sebagai contoh: tanggal 1 Maret 2008 PT Esa memperoleh mesin
baru harga Rp. 160.000.000,- dengan cara menukar mesin lama yang
dimiliki oleh PT Jaka Purnama. Pada tanggal 1 Maret 2008 Mesin lama
535
mempunyai mempunyai nilai buku Rp. 80.000.000,- dengan harga pokok
Rp. 120.000.000,-, akumulasi penyusutan Rp. 40.000.000,-. Harga pasar
wajar mesin lama Rp. 60.000.000,- tombokan pertukaran disetujui Rp.
90.000.000,-.
Perhitungan yang dapat dilakukan:
Harga pokok mesin baru
Harga katalog mesin baru Rp. 160.000.000,-
Tombokan untuk mesin lama (Rp. 90.000.000,-)
––––––––––––––
Kas yang harus dibayarkan Rp. 70.000.000,-
Harga pasar wajar mesin lama Rp. 60.000.000,-
––––––––––––––
Harga pokok mesin baru Rp. 130,000.000,-
==============
Perhitungan kerugian dari pelepasan mesin lama:
Perhitungan kerugian
Harga pasar wajar dari mesin lama Rp. 60.000.000,-
Nilai buku dari mesin lama Rp. 80.000.000,-
–––––––––––––
Kerugian pelepasan mesin lama Rp. 20.000.000,-
=============
Jurnal untuk mencatat transaksi tersebut adalah:
(dalam rupiah) Jurnal Umum Hal:
Tanggal Uraian Ref. Debit Kredit
2008
Maret 1 Mesin Baru 130.000.000
Ak. Peny. Mesin 40.000.000
Kerugian Pelep. Mesin 20.000.000
Peralatan 120.000.000
Kas 70.000.000
536
3) Akuntansi Pertukaran untuk Aset yang Serupa Situasi Keuntungan (tetapi
tidak ada kas yang diterima)
Pertukaran aset yang menimbulkan keuntungan biasanya lebih rumit,
jika pertukaran ini belum menyelesaikan proses pencarian laba maka
setiap keuntungan harus ditangguhkan.
Contoh: pada tanggal 1 Februari 2008 PT. Abadi menukarkan mobil
lama nilai buku Rp. 135.000.000,- dari (harga pokok Rp. 150.000.000,-,
akumulasi penyusutan Rp. 15.000.000,-) dan harga pasar wajar mobil
lama Rp. 160.000.000,- .dan harus membayar uang kas sebesar
Rp. 10.000.000,- yang ditukar dengan mobil baru dengan harga pasar
wajar Rp. 170.000.000,-.
Perhitungan yang dapat dilakukan:
Perhitungan keuntungan
Harga pasar wajar mobil lama Rp. 160.000.000,-
Nilai buku mobil lama (Rp. 135.000.000,-)
––––––––––––––
Total keuntungan yang tidak diakui Rp. 25.000.000,-
==============
Perhitungan lain yang dapat dilakukan:
Nilai buku mobil baru bagi PT. Abadi
Harga pasar wajar mobil baru Rp. 170.000.000,-
Keuntungan yang ditangguhkan (Rp. 25.000.000,-)
––––––––––––––
Dasar nilai yang dihitung Rp. 145.000.000,-
==============
Atau dapat dilakukan juga dengan cara sebagai berikut:
Nilai buku dari mobil lama Rp. 135.000.000,-
Kas yang dibayarkan Rp. 10.000.000,-
––––––––––––––
Dasar nilai yang dihitung Rp. 145.000.000,-
==============
537
Jurnal untuk mencatat transaksi tersebut adalah:
(dalam rupiah) Jurnal Umum Hal:
Tanggal Uraian Ref. Debit Kredit
2008 Mobil Baru 145.000.000
Februari 1 Ak. Peny. Mobil Lama 15.000.000
Mobil Lama 150.000.000
Kas 10.000.000
4) Pertukaran Aset Tetap yang Tidak Serupa
Pertukaran aset yang tidak serupa dihitung dari harga pasar wajar
aset yang dipertukarkan mana yang lebih jelas.
Contoh: pada tanggal 1 Februari 2008 PT Cendekia mengadakan
transaksi pertukaran tanah seluas 1.000 meter persegi dengan mobil
seharga Rp 200.000.000,-. Untuk pertukaran ini PT Cendekia menerima
kas sebesar Rp. 20.000.000,-.
Jurnal untuk mencatat transaksi di atas adalah:
(dalam rupiah) Jurnal Umum Hal:
Tanggal Uraian Ref. Debit Kredit
2008
Februari 1 Mobil 200.000.000
Kas 20.000.000
Tanah 220.000.000
5) Akuisisi dan Disposisi dari Donasi atau Hadiah
Pertukaran seperti aset yang berasal dari donasi dapat disebut transfer
tanpa timbal balik (karena mentransfer aset pada satu arah).
Perlakuan ini dihitung dari nilai buku aset itu yang akan dicatat dalam
buku.
538
Contoh 1: pada tanggal 1 Januari 2008 PT. Kartika menerima donasi
sebidang tanah, harga pasar wajar dari tanah Rp. 150.000.000,- yang
akan digunakan untuk pembangunan fasilitas umum.
Jurnal untuk mencatat transaksi di atas adalah:
(dalam rupiah) Jurnal Umum Hal:
Tanggal Keterangan Ref. Debit Kredit
2008
Januari 1 Tanah 150.000.000
Modal Donasi 150.000.000
Contoh 2: pada tanggal 1 Maret 2008 PT Wijaya menghibahkan tanah
seharga Rp. 80.000.000,- tetapi tanah itu mempunyai harga pasar wajar
Rp. 110.000.000,-.
Jurnal untuk mencatat transaksi di atas adalah:
(dalam rupiah) Jurnal Umum Hal:
Tanggal Keterangan Ref. Debit Kredit
2008
Maret 1 Harta Donasi 110.000.000
Tanah 80.000.000
Keuntungan 30.000.000
D. Penentuan Harga Pokok Aset Tetap dengan Cara
Membangun Sendiri
Terdapat dua situasi dalam penentuan harga pokok aset tetap dengan
membangun sendiri, yaitu:
539
1. Aset Tetap yang Dibangun Sendiri dengan Dana yang Berasal dari dalam
Perusahaan
Aset tetap yang dibangun sendiri, adalah bangunan yang timbul karena
tidak ada harga pembelian, ataupun harga kontrak pembangunan, maka
perusahaan harus mengalokasikan semua biaya yang dikeluarkan yang
ditelusuri dari biaya (bahan, tenaga kerja, overhead) yang berkaitan dengan
pembangunan tersebut. Biaya overhead biasanya mencakup listrik, asuransi,
peralatan pabrik, pengawas pabrik. Cara yang boleh dipilih dalam mengalokasikan
biaya overhead pabrik:
a. Tidak mengalokasikan overhead pada biaya pembangunan.
b. Mengalokasikan sebagian overhead pada biaya pembangunan.
c. Mengalokasikan atas dasar produksi yang hilang.
2. Aset Tetap yang Dibangun Sendiri dengan Dana yang Diperoleh dari
Pinjaman
Untuk situasi ini terdapat satu hal yang perlu diperhatikan yaitu perlakuan
biaya pinjaman selama pembangunan.
Perhitungan biaya pinjaman selama pembangunan dalam mengakuisisi
aset tetap boleh mengunakan alternatif cara berikut ini:
a. Tidak mengkapitalisasi biaya pinjaman selama pembangunan.
b. Mengkapitalisasi hanya biaya pinjaman sebenarnya terjadi hanya
selama pembangunan.
c. Membebankan pembangunan dengan semua biaya dana yang digunakan,
baik yang dapat didentifikasi ataupun tidak.
E. Penyajian Aset Tetap di Laporan Keuangan
Aset tetap disajikan di neraca sebelah kredit dan digolongkan sebagai aset
tetap. Penyajian aset tetap dalam neraca sebagaimana pada halaman berikut:
540
PT Trisno Purnomo
Neraca
per 31 Desember 2007
Aset Kewajiban
Aset Lancar: Kewajiban Lancar:
Kas x x Utang Gaji x x
Piutang x x Utang Listrik, Air, Telp. x x
Persediaan x x Utang Pajak x x
Investasi Jk Pendek x x Utang Deviden x x
Aset Tetap: Kewajiban Jangka Panjang
Tanah x x Utang Obligasi x x
Gedung x x Agio (Disagio) ± x x x x
Akumulasi Peny. Gedung ( x x ) x x
Ekuitas:
Kendaraan x x Modal Saham x x
Akumulasi Peny. Kendr ( x x ) x x Agio (Disagio) ± x x x x
Aset Lain-lain x x Laba Ditahan x x
Total Aset x x Total Kewajiban dan Ekuitas x x
541
Soal-Soal Latihan Bab 7
I. PERTANYAAN
1. Apa yang dimaksud dengan aset tetap?
2. Sebutkan karakteristik dari aset tetap sehingga dengan karakteristik ini
bisa membedakan dengan persediaan!
3. Bagaimana aset tetap bisa diperoleh?
4. Berikan contoh-contoh akun yang tergolong aset tetap!
II. LATIHAN SOAL PILIHAN
Pilihlah satu dari jawaban yang tersedia yang anda anggap paling benar.
Latian 7-1
Aset tetap mempunyai karakteristik sebagai berikut:
A. Ada substansi fisik, umur ekonomis lebih dari satu tahun, dan diperjualbelikan.
B. Ada substansi fisik, umur ekonomis kurang dari satu tahun, dan tidak
diperjualbelikan.
C. Tidak ada substansi fisik, umur ekonomis lebih dari satu tahun, dan tidak
diperjualbelikan.
D. Ada substansi fisik, umur ekonomis lebih dari satu tahun, dan tidak
diperjualbelikan.
Latihan 7-2
Nilai aset tetap meliputi semua pengeluaran yang dilakukan sampai dengan
aset tersebut siap digunakan. Ini mempunyai arti bahwa aset tetap dinilai
atas dasar:
542
A. Harga pokok/perolehan (at cost)
B. Harga buku.
C. Nilai nominal.
D. Nilai sekarang.
Latihan 7-3
Aset tetap bisa diperoleh dengan cara pertukaran. Jika mobil lama dengan
nilai buku sebesar Rp. 70.000.000,-. Ditukar dengan mobil sejenis dengan
harga pasar wajar Rp. 60.000.000,-. Maka dari pertukaran ini:
A. Mengakui kerugian sebesar Rp. 10.000.000,-
B. Mengakui keuntungan sebesar Rp. 10.000.000,-
C. Tidak mengakui kerugian sebesar Rp. 10.000.000,-
D. Tidak mengakui keuntungan sebesar Rp. 10.000.000,-
Latihan 7-4
Aset tetap disajikan di laporan keuangan sebagai berikut:
A. Neraca sebelah kredit dan tergolong kewajiban lancar.
B. Neraca sebelah debit dan tergolong aset tetap.
C. Neraca sebelah kredit dan tergolong aset tetap.
D. Neraca sebelah debit dan tergolong aset lancar
Latihan 7-5
Aset tetap bisa diperoleh dengan cara:
A. Dibeli secara tunai/kredit.
B. Ditukar dengan aset yang sejenis/tidak sejenis.
C. Donasi/sumbangan dari pihak lain.
D. Semua jawaban benar
543
III. SOAL
Soal 7-1
PT Cahaya Megah Sentosa membeli tanah sebagai lokasi pabrik seharga
Rp. 500.000.000,-. Proses pembongkaran dua bangunan lama di lokasi
tersebut dan pembangunan pabrik baru membutuhkan waktu enam bulan.
Selain itu dikeluarkan biaya pembongkaran Rp. 10.000.000,- dan menjual
hasil bongkaran sebesar Rp. 2.000.000,-. Biaya pengurusan balik nama Rp.
40.000.000,00. Biaya perantara Rp. 5.000.000,-.
Pertanyaan:
1. Tentukan harga pokok tanah yang harus dicatat pada pembukuan PT
Cahaya Megah Sentosa.
2. Buatlah jurnal untuk mencatat perolehan tanah tersebut bila semua
pengeluaran dan penerimaan dilakukan secara tunai.
3. Sajikan akun tanah tersebut di laporan keuangan.
Soal 7-2
Pada tanggal 1 Januari Sari dan Angga sepakat untuk membuka usaha
fotokopi. Pada tahap awal akan membeli mesin fotokopi merk Xeroc sebanyak
2 unit. Harga mesin fotokopi tersebut masing-masing sebesar Rp.
10.000.000,-. Apabila dibeli dengan tunai akan mendapat potongan sebesar
10%. Ongkos kirim Rp. 50.000,- beban-beban lain yang harus dikeluarkan
sampai dengan mesin fotokopi tersebut siap digunakan adalah biaya uji
coba Rp. 200.000,-.
Pertanyaan:
1. Tentukan harga pokok dari mesin fotokopi tersebut.
2. Buatlah jurnal untuk mencatat pembelian mesin fotokopi tersebut pada
pembukuan Sari dan Angga.
544
3. Sajikan mesin fotokopi tersebut di laporan keuangan pada 1 Januari
2008.
Soal 7-3
Pada tanggal 1 Februari 2008 CV Airlangga berkeinginan untuk menukar
mobil Panther yang dimilikinya dengan mobil Kijang. Mobil Panther
mempunyai harga perolehan Rp. 80.000.000,00 dan sudah disusutkan
sebesar Rp. 14.000.000,-. Sedangkan mobil kijang mempunyai harga pasar
Rp. 70.000.000,-. Untuk penukaran tersebut CV Airlangga harus mengeluarkan
uang tombokan sebesar Rp. 1.000.000,-.
Pertanyaan:
1. Tentukan berapa harga perolehan untuk mobil Kijang tersebut!
2. Apakah ada keuntungan atau kerugian yang harus diakui oleh CV
Airlangga untuk pertukaran mobil tersebut?
3. Buatlah jurnal yang harus dibuat oleh CV Airlangga untuk pertukaran
mobil tersebut.
4. Sajikan di laporan keuangan akun mobil tersebut.

1 komentar: